Senin, 24 Juni 2013

Jalan yang Benar ?



           
Dalam kehidupan ini banyak hal yang menyenangkan, namun tidak sedikit juga hal yang menyedihkan. Dalam dinamika kehidupan, kita selalu mengalami perjumpaan dengan orang lain karena kodrat manusia sebagai makhluk sosial. Banyak hal yang bisa dilakukan dalam perjumpaan tersebut. Tidak semua perjumpaan tersebut mengalami sukacita, terkadang ada hal yang kurang mengenakkan.
            Setiap orang memiliki sifat yang berbeda sehingga memiliki sikap dan prilaku yang berbeda pula. Terkadang kita pernah merasa kecewa, jengkel, sedih, dan sebagainya karena sikap orang tersebut. Hati kita terasa sakit jika perbuatan orang tersebut tidak sesuai dengan perbuatan kita. Mengapa orang itu bersikap dan berbuat seperti itu? Kita tidak bisa serta-merta menghakimi bahwa orang tersebut orang jahat. Sebelum kita menilai orang lain, lebih baik kita menilai diri kita sendiri. Belum tentu apa yang kita lakukan atau pernah dilakukan lebih baik dari orang itu. Bisa saja perbuatan kita sama dengan perbuatan orang tersebut sehingga ia merasa pantas berbuat demikian kepada kita.
            Jika kita ingin orang lain berbuat hal yang baik kepada kita, perbuatlah demikian kepada mereka. Dengan demikian akan ada timbal balik yang baik. Hidup akan lebih indah jika damai ada dihati setiap orang. Maka marilah kita mulai dari hal kecil yaitu selalu berbuat yang baik sehingga kita juga akan diperlakukan demikian. Dengan demikian damai yang sesungguhnya akan terjadi dan hidup ini akan menjadi indah.
            Berkah Dalem
           
“Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah itu juga kepada mereka.” (Mat 7;12)

Selasa, 18 Juni 2013

Misa kok terlambat???




Ketika Perayaan Ekaristi atau Misa, saya sering menjumpai umat yang datang terlambat. Tingkat keterlambatannya bermacam-macam. Ada yang datang ketika lagu pembukaan, ada yang datang ketika doa pembuka, ada juga yang datang ketika Liturgi Sabda, bahkan ada juga yang datang ketika Romo sedang kothbah. Lantas bolehkah kita datang terlambat? Mungkin ada yang berpendapat bahwa lebih baik datang terlambat daripada tidak Misa.


            Dalam Misa, terdapat beberapa Ritus yang menjadi satu kesatuan. Ritus Pembukaan diawali dengan ungkapan tobat hingga doa pembuka. Selelah itu dilanjutkan dengan Ritus Sabda atau Liturgi Sabda. Liturgi Sabda yaitu kita mendengarkan sabda Tuhan yang dibacakan dari Kitab Suci. Untuk Misa hari Minggu terdapat dua bacaan yang diambil dari Perjanjian Lama (bacaan pertama) dan Perjanjian Baru kecuali keempat Injil (bacaan kedua) serta Bacaan Injil yang diambil dari salah satu keempat Injil. Tiap bacaan diselingi dengan lagu antar bacaan atau mazmur tanggapan dan alleluia. Setelah itu Romo akan memberikan homili. Liturgi Sabda diakhiri dengan Doa Umat.
            Setelah Ritus Sabda, barulah Ritus Ekaristi dimana roti dan anggur diubah menjadi Tubuh dan Darah Kristus. Dalam Ekaristi kita juga mengenang akan perjamuan malam terakhir Yesus bersama keduabelas murid-Nya. Dalam perjamuan malam terakhir, Yesus mengorbankan diri-Nya untuk dipecah-pecah dan dibagi-bagikan. Puncak dari Ritus Ekaristi terletak pada Doa Syukur Agung. Dalam Doa Syukur Agung, roti dan anggur akan diubah menjadi Tubuh dan Darah Kristus. Maka diharapkan umat bersikap hormat ketika Doa Syukur Agung. Ritus Ekaristi diakhiri dengan penerimaan Komuni Kudus dan Doa Sesudah Komuni. Ritus yang terakhir ialah Ritus Penutup. Ritus Penutup berupa penerimaan Berkat Tuhan melaui Imam dan perarakan.
            Jika kita lihat dari ritus tersebut, semuanya memiliki kesatuan. Ritus Pembuka diawali dengan Tanda Salib. Jika diperhatikan, Tanda Salib dalam Misa hanya dilakukan dua kali, yaitu  ketika Ritus Pembuka dan Ritus Penutup (Berkat). Menurut saya, jika kita datang terlambat kita kehilangan bagian dari ritus tersebut. Selain itu, datang terlambat juga akan mengganggu umat yang lain. Begitupun juga sering saya jumpai umat yang langsung pulang ketika mereka sudah menerima Komuni. Tentu ia kehilangan kesempatan untuk menerima berkat Tuhan. Maka, lebih baik kita datang lebih awal untuk mempersiapkan diri daripada datang terlambat yang akan membuat umat lain terganggu.



“Datang terlambat mengganggu Ibadat, Pulang cepat menolak Berkat.”

Chris YDC

Selasa, 11 Juni 2013

Terbanglah bagai Rajawali!


Suatu hari seorang Raja mendapatkan hadiah 2 ekor anak rajawali. Raja senang sekali & selalu memamerkan anak rajawalinya.
Lalu dia berpikir, akan bagus sekali jika rajawali ini dilatih untuk terbang tinggi. Tentu akan lebih menyenangkan lagi. Ia memanggil pelatih burung yang tersohor di negerinya untuk melatih 2 rajawali ini.

Setelah beberapa bulan, pelatih burung ini melapor kepada Raja. Seekor rajawali telah terbang tinggi & melayang-layang di angkasa. Namun seekornya lagi tidak beranjak dari pohonnya sejak hari pertama ia tiba.

Raja pun memanggil semua ahli hewan & para tabib sakti untuk memeriksa rajawali kesayangannya ini. Namun tidak ada yang berhasil untuk "menyembuhkan" & membuat rajawali ini terbang.
Berbagai usaha telah dilakukan namun rajawali ini tidak kunjung bergerak dari dahannya.

Kemudian Raja mendapat ide untuk memanggil orang yg biasa "melihat" rajawali.

Kemudian ia bertemu dengan petani yang sangat mengenal akan sifat rajawali & Raja meminta bantuan petani itu.
Keesokan harinya ketika Raja mengunjungi rajawali ini, ia kaget melihat rajawali ini sudah terbang tinggi.

Dengan penuh penasaran Raja bertanya kepada petani, apa yang ia lakukan.

Petani menjawab, "Saya hanya memotong cabang pohon yang selama ini dihinggapinya saja yaitu DAHAN yang membuatnya NYAMAN".

Kita sama dengan rajawali tersebut, dilahirkan untuk sukses, kita ditakdirkan untuk terbang tinggi. Namun, ada yg memegang erat yaitu ketakutan kita, kita tidak mau melepaskan ketakutan & tidak beranjak dari posisi.
Kadang kita terlalu memegang zona kenyamanan, hingga kita takut & tidak mau melepaskannya, : kita takut gagal, kita takut kecewa, kita takut capek, kita takut malu, dan takut seterusnya.

Satu-satunya cara untuk bisa membubung tinggi adalah. keluar dari zona nyaman...!

Tidak ada jalan pintas...

Hanya ada 2 pilihan: tetap bergantung di dahan selamanya atau membubung ke angkasa.

Sumber: unknown