Rabu, 05 November 2014

Jangan jual "Identitas" kita !



Kalung salib dengan hati yang berlubang (sebenarnya sih hati yang terbuka)...

Bagi saya cukup menarik dan unik ketika saya melihat seorang frater yang dulu mendampingi saya retreat (sekarang sudah menjadi romo) mengenakannya. Berbadan tinggi besar, kulit putih dan memiliki penampilan yang cukup menarik, membuat kalung tersebut elok dipandang apalagi ketika beliau mengenakan jubah.
Ketika saya menanyakan dimana saya dapat membeli kalung tersebut, frater tersebut mengatakan bahwa kalung tersebut tidak dijual karena kalung tersebut ciri khas dari SCJ. (kecewa nih...). Seiring berjalannya waktu, saya diajak teman-teman untuk membantu Rm. Wahyu SCJ yang sedang mempersiapkan acara untuk OMK. Dari sanalah saya mengetahui bahwa ada beberapa orang muda yang memiliki dan menggunakan kalung tersebut. (pengen nihhh... :( ). Ternyata kalung tersebut juga dipakai oleh orang muda yang menghayati semangat Pater Dehon. Orang muda tersebut didampingi dan dibimbing oleh para SCJ sehingga semangat yang ada dalam diri SCJ dibagikan kepada orang muda tersebut. Orang muda tersebut diberi nama YDC (Youth Dehonian Community) yang menghayati semangat LoReSa (Love, Readiness, Sacrifice). Ternyata untuk mendapatkan kalung tersebut harus menjadi anggota YDC. Untuk bergabung dalam YDC, butuh proses yang cukup panjang. Tujuannya adalah agar anggota yang akan bergabung tersebut mengetahui dan menghayati "kalung" dan LoReSa yang akan mereka dapat. Proses yang cukup menarik bagi saya adalah ketika Adorasi dan dilanjutkan dengan ibadat jalan salib versi orang muda. Jalan salib tersebut bukan seperti yang biasa dilakukan ketika masa prapaskah. Jalan salib ini benar-benar merasakan bagian kecil dari Jalan Salib yang Yesus lalui. Setelah itu diadakan "Inisiasi" yakni penerimaan atau pelantikan anggota baru. Inisiasi angkatan saya dipimpin Rm. Wahyu SCJ yang diawali dengan doa persembahan diri dan selanjutnya penerimaan kalung salib hati terbuka (akhirnyaa... hehe). Dengan serangkaian proses tersebut, kalung tersebut benar-benar bermakna bagi saya dan teman-teman yang menggunakannya.
Nahh, akhir-akhir ini ada sesuatu yang membuat saya dan teman-teman galau. Ternyata beberapa saat setelah angkatan saya diinisiasi, kalung tersebut dijual bebas di Seminari (gubrakk...). Dan juga saya menemukan ada beberapa frater TOPer yang memang menjual kalung tersebut. Bahkan sering dijumpai anak-anak menggunakan kalung tersebut. Akan tetapi, ketika ditanya makna salib yang mereka gunakan, mereka tidak tahu.
Dari fenomena ini, saya dan teman-teman melihat bahwa begitu mudahnya orang mendapatkan kalung salib tersebut. Orang akan memilih membeli kalung tersebut dengan harga tertentu daripada harus ikut proses jalan salib dan sebagainya. Padahal, jalan salib tersebut sangatlah baik untuk perkembangan iman dan melatih agar menjadi orang muda yang militan.

Akhirnya, saya dan teman-teman melihat bahwa SCJ dan YDC mulai kehilangan identitas karena banyaknya tempat yang menjual kalung tersebut. Semoga salib tersebut benar-benar bermakna bagi yang menggunakanya...

"Mengapa ada lubang Hati di salib kami? Karena kami mau meneladani Dia yang terlebih dahulu membagikan Hati-Nya"

ditulis dari sudut kota Palembang yang diselimuti asap,
Chris YDC


Vivat Cor Jesu, Per Cor Mariae!