Sejak semula Gereja menghormati kedua rasul, Petrus dan Paulus,
secara bersama-sama. Kedua rasul ini dianggap sebagai Sokoguru gereja.
Simon anak Yunus dan saudara Andreas, lahir di Betsaida, Galilea,
sebuah kampung di tepi danau Genesaret. Seperti ayahnya, Simon adalah
seorang nelayan yang ulet, bertabiat jujur, dan rajin. Ia tidak
berpendidikan tinggi tetapi cukup terampil dalam pekerjaannya sebagai
seorang nelayan. Kepribadiannya sangat menarik perhatian Yesus; karena
itu Yesus berkenan menjadikannya seorang muridNya, bahkan
mengangkatnya sebagai pemimpin para rasul dan pemimpin Gereja yang
pertama.
Pada mulanya, Simon bersama Andreas saudaranya, menjadi murid
Yohanes Pemandi. Oleh Andreas, Simon diperkenalkan kepada Yesus, Sang
Mesias yang dinanti-nantikan oleh seluruh bangsa Israel. “Kami telah
menemukan Mesias, yaitu Kristus”, kata Andreas kepada Simon. Pada saat
itu, Yesus berkata kepada Simon, “Engkau anak Yohanes, engkau akan
dinamakan Kefas (artinya: Petrus).(Yoh1:41-42) Kefas artinya wadas
atau batu karang. Sejak saat itu, dia lebih dikenal dengan nama
Petrus.
Petrus secara resmi berkeputusan mengikuti Yesus, Sang Mesias dengan
meninggalkan segala-galanya, ketika ia menyaksikan mukzijat
penangkapan ikan secara ajaib oleh Yesus. Kata Yesus kepada Petrus:
“Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk
menangkap ikan.” Petrus berkata kepada Yesus: “Guru, sepanjang malam
kami bekerja keras, dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena
Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga.” Dengan kepercayaan
itu, Petrus menyaksikan kuasa Yesus, Sang Mesias.” Dan di depan Yesus
yang penuh kuasa Ilahi itu Petrus bersujud: “Tuhan, pergilah dari
padaku, karena aku ini seorang berdosa”. Kepada Petrus yang rendah hati
itu, Yesus berkata: “Jangan takut, mulai sekarang engkau akan menjala
manusia”. Setelah penyerahan diri ini, Petrus diperkenankan
menyaksikan berbagai peristiwa dan akhirnya dipercayakan tugas menjadi
pemimpin para rasul dan gembala kaum beriman.
Di samping kisah-kisah yang menampilkan pribadi Petrus sebagai orang
kepercayaan Yesus, terdapat juga kisah Injil yang menampilkan pribadi
Petrus sebagai seorang yang masih dangkal imannya dan belum memahami
benar kehendak Allah atas diri Yesus. Dalam Mat16:21-28 dikisahkan
tentang pemberitahuan Yesus tentang penderitaanNya, dan Petrus serta
merta berkata: “Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu
sekali-kali takkan menimpa Engkau”. “Enyalah iblis. Engkau suatu batu
sandungan bagiKu, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan
Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia”, demikian teguran Yesus
kepada Petrus. Ia juga menyangkal Yesus ketika Yesus ditangkap dan
diadili. Mat26:30-35; 69-75).
Sesudah kebangkitan Yesus, Petrus diangkat menjadi pemimpin
keduabelas rasul dan gembala kaum beriman di Yerusalem. Petrus juga
yang menerima orang kafir pertama ke dalam Gereja, dan memimpin
konsili pertama di Yerusalem.
Paulus (Saulus) dilahirkan di Tarsus, Asia Kecil dari keluarga
Yahudi yang berkewarganegaraan Romawi. Ia seorang terdidik dan belajar
di Yerusalem pada Gamaliel, dari kelompok Farisi. Sebagai seorang
Farisi yang fanatik, Saulus tiada henti mengejar dan memenjarakan
murid-murid Yesus.
Dalam perjalanan ke Damsyik, Yesus menangkapnya dan menjadikan dia
seorang rasul untuk bangsa-bangsa kafir. Ia dipermandikan oleh
Ananias. Ia menjelajahi seluruh daerah Laut Tengah untuk mewartakan
Injil kepada bangsa-bangsa kafir. Perjalanan misinya senantiasa
diwarnai dengan berbagai kesulitan dan pertentangan dengan kaum kafir.
Di Yerusalem ia ditangkap oleh bangsa Yahudi, lalu dipenjarakan dan
di bawa ke Roma, sebab ia naik banding kepada kaisar. Akhirnya ia
dibebaskan. Tak lama kemudian, dia ditangkap lagi dan akhirnya menemui
ajalnya sebagai martir di Roma pada tahun 67.